Salah satu Acara yang sudah mentradisi adalah aksi corat-coret seragam hingga mengecat rambut , seolah menjadi budaya yang terus dilestarikan di hampir seluruh tanah air. Bukan cuman dikalangan Siswa SMA/SMK saja, malah sudah banyak dicontoh oleh kalangan siswa SMP dan lebih parah lagi murid SD.
Perlu disadari bahwa tradisi itu sebenarnya sudah mencerminkan kita sebagai generasi yang penuh dengan sifat hura-hura dan tidak mempedulikan orang lain. Bukankah lebih baik baju seragam itu dikumpulkan dan nantinya disumbangkan kepada adik kelas atau mereka yang lebih membutuhkan?
Kebiasaan
corat-coret seragam kerap berlanjut dengan kegiatan konvoi sepeda
motor di jalan raya. Hal ini meninggalkan kesan yang berlebihan dalam
meluapkan kegembiraan.
Bagi
sebagian orang, memang perlu melepaskan ekspersi setelah sekian bulan
waktu fokus belajar, ikut bimbingan belajar dan sebagainya. Namun, tidak
mesti melepaskan ekspresi dengan kebablasan seperti corat-coret dan konvoi di jalanan yang dapat membahayakan nyawa sendiri maupun orang lain.
Ritual Anak SMA dalam
merayakan kelulusan bukan cuman itu saja. Tahun lalu di beberapa kota
juga diberitakan kawanan siswa yang terjaring sedang pesta minuman
keras dan yang lebih parah adalah pasangan siswa yang masih mengenakan
pakaian putih abu-abu yang penuh coretan diciduk sementara Pesta Seks... Naudzubillah.
Tampaknya
Ritual itu perlu diwaspadai oleh kalangan orang tua, Guru dan seluruh
komponen untuk memperketat pengawasan dikalangan anak-anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar