Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta.
Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Robert masih sering ikut membina
kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan
Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk
mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang
kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah
satu adik kelas yang dekat denganku adalah Risti. Berparas biasa saja,
berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional.
Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris,
aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku
dengan Risti sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih
terbatas ciuman saja.
Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain
bulutangkis. Dan Risti, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.
"Hai, kak Robert... mau main bulutangkis yah di atas? " tanya Risti saat
berpapasan denganku. "Hai, Ris. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu
lagi latihan? "tanyaku balik.
"Iya, kak. Tapi Risti haus mau beli minum dulu di depan." "Oke, sampai jam berapa latihannya, Ris?"
"Jam 4 juga sudah selesai, Kak"
"Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas."
"Beres deh.... kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama...."
Seeerrr mendengar kalimat Risti membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Risti dengan
mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah
di antara kedua pahanya terlihat samar2.
"Lho, kak...mana yang lain? Kok kak Robert sendirian?", tanya Risti mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
"Iya, yang lain baru aja pulang." Sahutku sambil menghampiri Risti dan mengecup bibirnya.
"Ahhhhh, kak....jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot." Desah Risti saat kukecup bibirnya.
"Hehehehe.... nga ada yang bakalan ke sini Ris."
"Kamu mau menemani kakak bermain? "
"Boleh, Kak..."
Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Risti memberikan tanda untuk
menghentikan permainan. "Kak, udah dulu ya...Risti capek." Lalu
kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Risti tiduran di atas pahaku.
"Capek, Rist?"
"Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Risti jadi base sempat terjatuh."
"Nih, lihat memar kan lutut Risti', kata Risti sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
"Duh, kamu, hati-hati donk Ris"
"Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu."
"Sakit? " tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
"Nga, kak...Geli iya..." jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Risti
tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.
"Kak.....Kak Risti takut ada yang datang"
"Tenang" kubangunkan Risti sebentar dan "Klek..." suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.
"Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi.."
Tak lama segera kurangkul Risti dan kukecup lembut bibirnya.
"Makanya lain kali hati-hati yah sayang...."
"Iya kak...."
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin
panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami
berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.
Kuberanikan diri untuk mencumbu Risti lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Risti.
"Oh.... kak...." Risti membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.
Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya.
Tangan kiriku tetap menopang badan Risti sedangkan tangan kanan mulai
menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Risti di tanganku
yang merabanya dari lluar kaosnya....
"Ouuughh, kak Robert...."
Segera kukulum lagi bibir Risti untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal.....
Segera kutarik Risti ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih
jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Risti ke atas meja yang
ada di ruang ganti tersebut.
Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam.
Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Risti. Kuremas remas
dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.
"Oh....Kak..." Risti pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang
kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan
yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang
kutanggalkan, dan kududukan Risti di meja. Ciumanku bergerilya menuruni
lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu
menggoda.
Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya.
Kekecup dan kemudian kusedot kecil... "Awww, kak....oughhh" pekik
Risti sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi
demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada
Risti sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.
Ristipun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin
kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Risti
berpekik..."Awww, kak...sakit..."
Tak kuhiraukan pekikan Risti. Tanganku segera menarik lepas celana
hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Risti yang bermodel
mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar,
tanda Risti sudah terangsang sekali.
Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Risti semakin menjerit...."Ouchhh, kak...Ochhh..."
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya...."Ochh kak....terus kak....geli...."
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.
Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku.
Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Risti dengan
lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Risti semakin
melenguh dengan keras..."Ochh,kak.....Ouchhh"
Kukecup vagina itu...Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain...
Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Risti...Kusapu permukaannya atas dan bawah....
"Kak, robert...ouchh....terus kak...."
"Kak, ah..... "
Seiring desahan yang keluar...vagiana Risti mengeluarkan
cairan...Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu
keluar begitu saja...
Akibat dari hisapanku Risti berteriak " Ah....Ah...Ah...Kakkkk!! Risti
mau pipis Kakkk.....Ahhhh" Melihat ini segera kumasukan jariku dan
kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2
lidahku....akhirnya "Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk..." Tubuh Risti
mengejang hebat....
Kubiarkan Risti menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama
baginya. Saat membuka matanya Risti berkata " Kak, oh.....nikmat
sekali.." Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan " Risti, I Love U So
Much..."
"Love U So Much To...." Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing
tangan Risti untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan
contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter
4cm...Kocokan tangan Risti yang mungil dan lembut membuatku berdesi
"Oh....ya Risti...Oh...Enak sayang". Kumainkan kembali kemaluan Risti
yang masih basah....Kupilin2 clitorisnya..."Ouhhhh Kak....Gatel lagi
kak...."
Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon
izin darinya. Tak ada kata terucap...hanya anggukan kecil. Kuposisikan
kemaluanku tepat di depan kemaluannya...kugosok-gosok kecil dan
berputar memainkan klitorisnya...membuat Risti tak tahan dan merebahkan
badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya...
Setelah kurasa pas..dan kemaluan Risti kembali basah oleh lendir
kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di
dalam kemaluan Risti....."Ah.... kak....Sakittt!!!" pekik Risti saar
kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan
kupagut bibirnya untuk menenangkan Risti....Setelah kurasa kemaluannya
mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan
kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan...sampai akhirnya
"Crreeeetttzzz....." kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan
"Blessss!!!" masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Risti.
"Kakkkkkk......Awwww!!!" Jeritan Risti dan kulihat tetes air mata di
ujung matanya
Oh....vagina yang sempit dan peret...mencengkeran kemaluan begitu
erat..Kuremas-remas payudara Risti dan kucumbu bibirnya untuk
menenangkannya. Setelah kulihat Risti lebih tenang...kuayun
perlahan-lahan kemaluanku......
Ristipun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam.
Satu....Dua....Tiga....Empat....Lima....Enam....Tu
juh...Delapan...Sembilan....Seeeeepppppuluh......S aat hitungan
kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina
Risti...."Ohhhhhh.....kakkkkk.....".
Kuulangi lagi....Satu....dua.....Tiga...Empat..Lima...Enam.
...Tujuh...Delapan...Seeeemmmmbiilllaannn....Seepp
pppulluhhhhh....kuulangi....dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan
kesepuluh " Ohhh....kakk.......Enakkkk...kakak.....Terus Kakk....!!!"
Desah Risti....
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama...dan pada ayunan yang keempat Risti
berteriak "Kakkkkk ayo Kakkk Risti Mau keluar lagiiii....." Ayunan ke
enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat.....Risti
menjerit " Ahhhhhh......ahhhhh...........Kakkkkk......"dan tubuh Risti
kejang-kejang dan digigitnya tanganku "Ahhhhh..." Kubiarkan kemaluanku
masih berada di dalam kemaluannya....
Saat Risti mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan
posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku
gemas...kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan
pantaddnya.....
Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya.
Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.
"OHHHH Kakkkk....." tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Risti melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
"Cleppp....Cleppp....Clepppp" Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan
suara beceknya vagina Risti oleh cairan yang keluar dari kemaluan
Risti....
Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Risti tak tahan
"Kakkkk Ouuchhh....Ouch..."
"Ouch....Kakkk Risiti Mau Keluar lagi..."
"OOuuuchhh....Ahhh....Iya Sayang....Kakak juga sebentar lagi keluar,
kita bareng yah sayang..." Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas
bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Risti dengan cepat....
"ochhh....oh....Kak....."
"Ayo sayng....Ohhh.....Ohh...."
"Oh....Kak....Risti Luv U kak Robert"
"Iii...Luv...U....Tooo Risti..."
"Crrrrooooottttsss.....Croooots....Crooootsss..... Crotsss...Croootsss" semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
"Ochhh..oH....kAKK..kAKKKKKKK" Jeri Risti menjemput orgasmenya kembali...
Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas
Risti. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami
reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Risti yang
serasa menjepit dan mengurut2.
"Plooopp..." Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas
Risti. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Risti sambil
mengucapkan.."Terima Kasih ya Sayang...."
Risti hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di
lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Risti.
"Kak...Jangan tinggalin Risti."
"Risti Takut kehilangan kakak "
Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun
lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku
sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan
sendiri2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar